Halaman

"The king's house has three hundreds and thirty pillars as thick as a wine cask, and five fathoms high, and beautiful timberwork on the top of the pillars, and a very welll built house. The city is two day's journey from the chief port , which is called Calapa".(Tom Pires, 1513)

Senin, 26 Desember 2011

Kerajaan Sunda Galuh, Skandal Seks dan Perang Saudara (1)


Setelah Kerajaan Tarumanagara pecah dengan damai menjadi Kerajaan Sunda dan Galuh, maka suksesi kekuasaan berjalan di masing masing kerajaan.

Suksesi di Kerajaan Sunda relatif lebih tenang. Tarus Bawa mempunyai seorang putera yang wafat sebelum beliau. Namanya tidak tercatat dalam sejarah. Namun sempat melahirkan dua orang puteri yaitu Sekar Kencana dan Mayangsari.

Sementara di Galuh, Wretikandayun mempunyai tiga orang putera yaitu Sempak Jaya, Jantaka, dan Amara. Berhubung Sempak Jaya  dan Jantaka mempunyai cacat pisik, maka Amara yang dipersiapkan menjadi putera mahkota. Sementara Sempak Jaya 'diberi jatah' menjadi raja di Kerajaan Galunggung, dan Jantaka menjadi raja di Kerajaan Denuh.

Skandal terjadi ketika diadakan ritual bulan pertama di Galuh, yang dipimpin langsung Wretikandayun. Karena sakit, Sempak Jaya tidak bisa hadir, dan mengutus istrinya, Pohaci Rababu, mewakili beliau. Amara yang tertarik kecantikan Rababu lupa diri dan melakukan hubungan terlarang sampai mengandung. Mengetahui skandal tersebut, Sempak Jaya memilih bersabar dan menerima kembali kehadiran sang istri. Ketika lahir, bayi laki laki hasil hubungan haram tersebut diserahkan ke Galuh, dan menimbulkan kehebohan serta rasa malu keluarga kerajaan. Amara menamainya Bratasenawa atau Sena (Sang Salah). 

Untuk menutupi skandal tersebut, Wretikandayun menyuruh Amara meninggalkan Galuh menuju Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah sekarang. Di Kalingga ia dijodohkan dengan Dewi Parwati, puteri dari Raja Kartikeyasinga dengan Maharani Sima. Dari hasil perkawinan ini, lahirlah anak perempuan yang diberi nama Sanaha.

Saat Raja dan Ratu Kalingga wafat, maka kerajaan di bagi dua : wilayah utara, Bumi Mataram, dan Wilayah selatan, Sembara. Bumi Utrara diserahkan kepada pasangan Amara-Dewi Parwati. Saat Wretikandayun wafat pada usia 111 tahun, Amara dipanggil pulang, dan dinobatkan sebagai raja dengan gelar Mandiminyak. Sementara sang istri, Dewi Parwati tetap di Kerajaan Bumi Mataram, dan menjadi penguasa di sana.

Anak anak Amara, Sena dan Sanaha akhirnya dijodohkan (kawin manu). Dari pasangan itu lahir Sanjaya, pada tahun 683 M. Pada Tahun 703 M, Sanjaya dinikahkan dengan dengan Sekar Kencana, cucu Tarus Bawa.  Pada tahun 709, Amara wafat.

Dan Tragedi pun dimulai....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer